Review Muhammad : Para Pengeja Hujan, Tasaro GK

 


"Jika kisahmu diulang seribu tahun setelah kepergianmu, maka mereka yang mencintaimu akan merasakan kehilangan yg sama dengan para sahabat yang menyaksikan hari terakhirmu, wahai, Lelaki yang Cintanya Tak Pernah Berakhir"

Jadi, ini adalah buku kedua dari tetralogi Muhammad-nya Tasaro GK. Buku pertama udah kelar dibaca sekitar bulan juli lalu, tapi waktu itu ga niat ngereview. Buku kedua ini, pengen aing review karena merasa bener-bener takjub sama isi buku. Bukan karena buku pertama ga bagus sih, mungkin karena dulu masih meraba-raba arahnya, kalau buku kedua kan tinggal melanjutkan arah saja.

Basically, Seri novel sejarah ini punya dua sisi cerita yang bergantian diceritakan. Satu, bagian sirah nabawiyah yang menceritakan secara detil, lengkap, dan dengan bahasa yang sangat indah perjalanan Rasulullah mulai dari kelahiran, kenabian, hari terakhir beliau di Bumi, para sahabat pasca ditinggalkan beliau dan peradaban islam. Bagian kedua, cerita tentang tokoh bernama Kashva, seorang sastrawan dan ilmuwan terkemuka di Persia yang dijuluki Pemindai Surga. Kashva adalah penganut taat agama Persia, Zardusht. Ia juga aktif berkorespodensi dengan pemuka agama-agama dunia, El di Suriah dan Biksu Tashidelek di Tibet. Diskusi-diskusi yang dilakukan Kashva membawanya pada satu kesimpulan. Tentang seorang lelaki arab yang akan menjadi nabi terakhir. Lelaki pembawa kebenaran dan Seorang Pangeran Kedamaian yang dijanjikan oleh semua kitab suci yang dia cari dari setiap ungkapan ayat-ayat Zardusht.

Namun, kebenaran yang dibawa Kashva membuatnya harus berhadapan dengan Khosrou, sang penguasa Persia yang tidak suka dengan apa yang diyakini Kashva. Hidup Kashva lalu berubah menjadi pelarian-pelarian berbahaya karena tentara Khosrou mengejarnya dan ancaman maut mengintainya. Keinginan menemukan Al Amin membuat Kashva tidak menyerah dan terus melakukan perjalanan jauh hingga perbatasan india, Suriah, Puncak Gunung Suci Tibet hingga Kota Cahaya  : Yatsrib.  Tetapi tentara Koshrou yang terus mengejarnya membuatnya tidak kunjung sampai ke Yatsrib.

Nah, buku kedua ini merupakan lanjutan dari perjalanan pelarian Kashva.

Buku ini dimulai dengan kisah masa kecil Rasulullah. Mulai dari Abrahah yang ingin menghancurkan Ka'bah, kelahiran Baginda Nabi, hidupnya dengan ibu dan keluarga sepersusuannya dan kehilangan satu per satu keluarga yang dicintainya. Meskipun cerita ini sudah pernah aku dengar dan baca dari banyak sumber lain sejak kecil, namun cara bertutur Tasaro GK seolah-olah membuat kisah ini baru pertama kali aku dengar. Detil dan indah. Seolah-olah aku melihat dan merasakan sendiri keceriaan dan duka duka beliau di masa itu.

Cerita berlanjut hingga masa kepergian Rasulullah yang membuat dunia benar-benar gelap. Kabut duka yang menyelimuti seluruh umat islam yang membawa perih yang tiada tertahankan. Ditambah, perselisihan mulai muncul dikalangan umat selepas kepergian beliau. Mulai dari siapa pengangganti Rasulullah sebagai Khalifah, banyaknya nabi palsu dan permurtadan. Buku ini juga dengan sangat jelas menceritakan beratnya awal-awal kepemimpinan Abu Bakar hingga akhirnya benar-benar dipercaya. 

Bagian lain juga menceritakan kisah Khalid bin Walid yang dijuluki pedang Allah. Tentang betapa cerdas dan tenangnya Khalid, strategi perangnya yang amat cerdik, betapa dia sangat dihargai kawan dan ditakuti lawan, keimanannya yang kokoh dan wilayah-wilayah yang berhasil ditaklukannya hingga menjejak perbatasan Romawi dan Persia. 

Disisi lain, Persia sedang diambang kehancuran. Perebutan tahta yang berdarah dan membuat keluarga saling membunuh satu sama lain. Istana bergejolak selama bertahun-tahun dan tidak ada raja yang bahkan bisa bertahan hidup hingga satu tahun. Ia akan dibunuh oleh penguasa yang akan naik  berikutnya. Istana kacau balau. Sementara rakyat Persia masih hidup dalam penderitaan. 

Kashva sendiri masih berada di Tibet. Mendaki tiga belas gunung suci dengan sahabatnya Biksu Tashidelek. Mencari kebenaran tentang seseorang yang dijanjikan juga mencari seseorang yang amat berharga baginya yang hilang dalam pelarian panjangnya.

Hal yang paling aku suka dari buku ini selain isi ceritanya adalah deskripsi Tasaro GK yang sangat sangat menganggumkan. Ia bisa menggambarkan betapa indahnya dataran Persia, bagaimana ramah penduduknya, kecantikan para perempuanya, makanan yang lezat, serta kecerdasan yang mereka miliki. Tasaro juga menggambarkan betapa megah dan besarnya peradaban Persia. Ia juga bisa menggambarkan paras jenaka tetapi bersahabat biksu Tashidelek juga penampakan fisik Tiga Belas Gunung Suci. Bagian peperangan dan futuhat yang dilakukan Khalid bin Walid juga tak kalah detail, kita seolah-olah menjadi salah satu pasukan Khalid dan sedang ikut memacu kuda di padang pasir nan tandus. Seolah-olah bisa mendengar gemericing pedang dan suara pekik kuda serta teriakan takbir yang menggema.

Tokoh favoritku, tentu saja terlepas dari kisah Rasulullah dan para sahabat, adalah Atusa. Arsitek kenamaan Persia yang karyanya dikagumi di seluruh negeri yang dengan alasan mecengangkan diangkat menjadi Jenderal Atanatoi. Pasukan pengaman kerajaan yang berjuluk immortal yang melegenda. Siapa sangka ternyata Atusa juga menyimpan rahasia besar antara dirinya dan para penguasa. Rahasia yang mengungkap siapa sebenarnya dirinya. Diakhir buku, ada fakta mengejutkan juga tentang Kashva, yang rasa-rasanya membuatku mempertanyakan keseluruhan ceritanya.

Buku fiksi sejarah yang cukup lengkap, sih. Tentang pencarian akan kebenaran, peradaban dunia, serta mengenal lebih dekat sosok Rasulullah dan sahabat-sahabat yang menyertainya.


”Setiap yang hidup pasti mati, segala yang baru pasti basi, setiap yang besar pasti sirna.”



p.s : rasa-rasanya ingin menceritakan semua isi buku disini, tapi saking banyak dan serunya isi buku, sayang kalau kalian tidak membaca sendiri. Biar ketakjubanku kau rasakan sendiri wkwk.


Komentar

  1. Nice review.

    Aku juga sangat suka dengan karya-karya jenis Fiksi sejarah. Karya yang membangun jiwa, memotivasi diri, tetapi hakikat histori yang sebenarnya tetap ada.
    Jadi penasaran dengan apa saja yang akan ditemui Kasvha dalam pencariannya itu. :)

    BalasHapus
  2. Waah, pengen coba baca ah. Ada di iPusnas, kan?
    Kemudian, novel sejarah ini maksudnya apakah ada bumbu-bumbu fiksi gitu (seperti novel Api Tauhid nya Kang Abik)? atau semua nya fakta sejarah yang diceritakan dalam bentuk novel?

    BalasHapus
  3. Keren pasti bukunya, mengingat penulis bisa mendeskripsikan latar cerita secara mendetil dengan rangkaian kata-kata.
    Ditunggu review buku seri kelanjutannya hehe 😅

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

4 Januari

Jelajah #1 : Tarakan, Kalimatan Utara. (Pengalaman Debat Nasional Pertama)

Gibahin Orang sambil Cerita Keresahan