Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Sore dan Senja

Aku tidak menyangka bahwa aku akan jatuh dan terpuruk lagi. Aku tidak menyangka bahwa aku akan merasakan sakit yang sama lagi. Bahkan kali ini lebih sakit. Aku tidak menyangka bahwa yang membuat air mataku berderai kali ini tidak hanya kamu, tapi juga orang serupa kamu. Aku mempertanyakan sekian banyak "kenapa". Dan aku membenci apa-apa yang sudah terjadi dan membuatku menangis lagi. Oh Tuhan, sudah lama sekali aku tidak menangis lalu sekarang aku menangis hanya karena sepotong sore dan senja. Kenapa aku tidak belajar dan tidak lekas dewasa? Aku sama saja seperti 8 tahun yang lalu. Bodoh dan naif. Kalau kita tidak bisa tertawa karena lelucon  yang sama kenapa aku berkali-kali menangis dengan alasan yang sama? Aku benar-benar sakit. Sakit sekali. Aku membenci segala sesuatu yang tampak dan ada. Aku membenci sepasang senja dan sore. Hey kenapa kalian tidak ingin lagi jadi temanku? Kenapa sore? Kenapa kau justru menyajikan kisah yang amat menyakitkan? Padahal memandang lang

?

Semacam percakapan usang yang dirindukan. Heu. Udahlah, sha. Move On.

Berjalanlah, Sha.

Berjalanlah, sha. Tempuh tempat-tempat yang ingin kau kunjungi. Berjalanlah meski diatas pasir, tanah, bebatuan, aspal, rumput atau bahkan air. Berjalanlah, sha. Berjalan meski harus tertatih atau merangkak. Berjalan meski harus beramai-ramai atau sendirian. Berjalan meski gelap atau terang. Berjalanlah, sha. Berjalan seperti yang kau lakukan waktu itu. Berjalanlah seperti waktu yang tidak pernah berhenti berdetak. Berjalanlah seperti detak jantungku, hanya berhenti ketika mati. Hey, sha. It's Okay. It's always okay. You're happy. You're always happy, right? :") Hey, sha. I just missing u. #monolog #dialogsebelahtangan

Dear

Halo, apa kabar? Lama sekali kita tidak saling menyapa. Lama sekali kita bahkan tidak saling bertanya. Terakhir, Juli tahun lalu ya? :) Bagaimana kuliahmu? Sudah semester akhir ya, bersiap untuk skripsi. Bahkan mungkin sebentar lagi akan wisuda. Selamat. Mimpi yang dulu sering kau ceritakan satu per satu mulai terwujud. Harus kuakui, kau benar-benar berada di tempat yang tepat. Dengan kemampuan yang kau miliki, bukan tidak mungkin kau benar-benar akan menjadi seperti yang kau katakan dulu, keponakan Bill Gates! Ngomong-ngomong masalah mimpi, ingatkah bahwa sejak kecil aku pengen jadi guru? Sekarang aku sudah jadi guru, guru ekonomi pula. Aku ingat betapa herannya kau saat ku bilang mimpi yang satu itu. Kak, apakah kau tahu? Kak, ku kira setelah aku mematahkan jarak, aku akan kembali menjadi temanmu. Tapi kita punya sesuatu yang lebih kejam daripada jarak, yaitu waktu. Waktu benar-benar telah membunuh dan menciptakan ruang hampa diantara kita. Kak, Tahukah? Aku mulai mengerti apa

Bisa Jadi

Bahkan, bisa jadi aku sedang rindu. Rindu bercakap dibawah lampu jalan dan mendengar tawa renyahmu. Bahkan, bisa jadi aku sedang rindu. Rindu pada rembulan yang mengintip malu-malu dibalik awan kelabu, rindu menelisik tiap jengkal kalimatmu. Bahkan, bisa jadi aku sedang rindu. Rindu pada senja yang datang bersama sapamu. Pada dering yang selalu kutunggu, beberapa pesan singkat darimu. Bahkan, bisa jadi aku memang rindu. Merindukanmu. -aisyahlian, 2018-