Tentang Penulis

Aisyah Lian Sari - Perempuan, anak pertama dengan tiga adik-adik yang super energik. Penyuka fiksi, lebay dan baperan kalo udah ketemu novel. Gampang sekali kepikiran urusan apapun, tipikal orang yang mellow dan suka sekali kenang mengenang. Selalu merasa tua di umurnya yang baru sekitaran duapuluhan tahun-tahun ini. Juga, orang yang punya masalah dengan kepercayaan diri.

Selalu ingin pergi lebih jauh dari tempatnya berdiri saat ini, ingin menjelajah dunia dan belajar banyak hal yang mungkin tidak akan didapatkan dari bangku sekolah. Sekalipun, di saat yang sama juga sukaaaa sekali kangen dengan rumah dan orang-orang didalamnya. Tertarik dengan dunia pendidikan dan kepenulisan, kepengen banget jadi guru sekaligus penulis (sekalipun pengen belajar design web, grafis hingga bahasa pemrogaman). Kepingin juga belajar lebih banyak bahasa juga sejarah dunia, atau menganalisis ekonomi. Hahaha intinya pengen banget belajar semua hal :p

Saya dari jaman smp udah sering banget bikin blog. Tapi teuteup.. blognya ga keurus sampe lupa password. Jadi, kalau kalian iseng search di google dengan keyword nama saya, bakalan banyaak banget bermunculan blog-blog saya yang ga keurus itu.

Sebenarnya, saya bikin blog sekedar untuk menumpahkan segala hal yang berkecamuk di kepala saya, segala keresahan, kebahagian, hal-hal yang ga sengaja bikin saya kepikiran, atau secara sederhana.. curhat lah ya. Saya butuh pendengar, tapi tidak semua orang mengerti saya yang super abstrak ini.. maka menulis adalah sarana lain yang saya temukan. Menulis adalah cara saya bicara dengan diri saya sendiri.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

4 Januari

"Eh iya ini tanggal 4?" "Kenapa emangnya?" "Tepat 7 tahun dari hari itu" "Wagelaseh. Masih inget aja? Belum move on sampai sekarang?" "Hehe bukan belum move on sih, tapi suka aja ngitung hari sampai 4 januari lagi" "Dia dimana ya sekarang? "Ga tau tuh, udah lama banget ga kontakan. Terakhir pas gw maba kayaknya ya? " "Udah lulus belum sih dia?" "Udahlah. Kita aja udah semester 8 ini. Apalagi dia. Udah lama kali" "Kerja dimana ya dia?" "Ya ga taulah. Orangnya aja ga tau dimana. Eh tapi beberapa bulan lalu gw denger kabar sih, bapaknya meninggal. Berat banget pasti buat dia." "Terus lo gimana tuh?" "Gimana apanya?" "Gimana kek, bilang sesuatu lah. Atau apa gitu?" "Ya kemaren tuh mau gw chat gitu, tapi udah ga ada lagi kontaknya di gw. Bingung mau ngehubungin dia lewat mana" "Kan adek kelas lo dulu adek tingkatnya. Satu himpunan. Gampang lah
Baca selengkapnya

Jelajah #1 : Tarakan, Kalimatan Utara. (Pengalaman Debat Nasional Pertama)

Gambar
Pada bulan Maret 2019 lalu, Allah kasih saya nikmat menjelajah bumi-Nya. Mewujudkan impian kecill dan norak saya : kepingin pergi jauh. Jauhnya ga nanggung lagi, Kalimantan Utara. Memakan waktu nyaris hampir 5 jam (jika ditotal) melalui pesawat udara.   Semuanya atas satu tujuan mulia (halah) : ikut kompetisi debat nasional.  Semuanya bermula sederhana, pada akhir 2018  tidak ada angin tidak ada hujan saya menuliskan resolusi 2019 saya : ingin mencoba kompetisi debat. Waktu itu saya sangat buta dan ga tau sama sekali apa itu debat. Jangankan debat, dunia kompetisi ilmiah ini adalah hal yang sangat asing bagi saya. Diluar jangkauan. Seolah-olah dunia ini berada diseberang lautan sementara saya cuma batu di dasar laut. Keliatan debunya aja engga.  Maka, keinginan itu cuma harapan yang mungkin ga akan menemukan jalannya. Tetapi ya, kalau di khayalan saja saya tidak berani, bagaimana bisa berwujud. Awal   desember 2018 sebelum libur semester, sebenarnya Riswan, teman seangkatan saya
Baca selengkapnya

Pesan Tidak Sampai

Kepada orang yang tidak akan membaca pesan ini Aku kirimkan ribuan sapaan yang tertahan Lewat pikiran tanpa perasaan Karena frekuensi pikiran kita bisa jadi tetap sama tapi frekuensi rasa sudah jelas berbeda Apa kabar? Sungguh sebuah basa basi yang amat basi Tanpa bertanya, aku pun sudah tau. Bahwa kau sekuat karang Aku sudah lama tau Bahwa tidak akan ada yang mampu menghentikan langkahmu Aku juga tau Tapi berhentilah sejenak jika lelah Duduk Biarkan langit memelukmu Biarkan matahari sore itu menyapa wajahmu Biarkan angin semilir memainkan ujung jaketmu Dan biarlah air mata itu jatuh Perjalanan ini masih panjang Dan kau sedang berjalan sendirian Menempuh jalan yang entah dimana akhirnya Berkejaran dengan waktu Berlomba dengan takdir Akankah sampai katamu? Sampai Tentu saja kau akan sampai Tapi ada jawaban lain selain bergegas Kesabaran Tertanda Teman Bicara
Baca selengkapnya