“Satu alasan kenapa kau ku rekam dalam memori, satu cerita teringat di dalam hati, karena kau berharga dalam hidupku teman, untuuk satu pijakan menuju masa depan” Bondan and Fade 2 Black – Kita Selamanya Tadinya aku ingin menulis banyak tentang kisah perjalanan kita di Surabaya. Tadinya ingin kuceritakan pesawat kita yang delay berjam-jam tapi malah jadi rejeki. Sandi Uno muncul di Bandara hingga membuat kerumunan besar. Dwik yang berlari antusias dan betapa senangnya dia saat berhasil foto bersama. Kenangan itu tak hanya direkam ingatan, tapi juga instagram. Tadinya ingin kuceritakan kerennya Tim Olimpiade yang berhasil menembus 10 besar nasional setelah mengalahkan ratusan tim. Hingga membuat kita duduk melingkar halaman masjid sambil lesehan. Mengurungkan niat latihan dan membantu mereka membedah kasus. Tadinya juga ingin kuceritakan kisah kaburnya kita dari panitia. Maya dan Dwik yang sampai lewat pintu belakang, atau aku dan Reski yang makan didekat tangga. Atau kisah Aziz...
Pada bulan Maret 2019 lalu, Allah kasih saya nikmat menjelajah bumi-Nya. Mewujudkan impian kecill dan norak saya : kepingin pergi jauh. Jauhnya ga nanggung lagi, Kalimantan Utara. Memakan waktu nyaris hampir 5 jam (jika ditotal) melalui pesawat udara. Semuanya atas satu tujuan mulia (halah) : ikut kompetisi debat nasional. Semuanya bermula sederhana, pada akhir 2018 tidak ada angin tidak ada hujan saya menuliskan resolusi 2019 saya : ingin mencoba kompetisi debat. Waktu itu saya sangat buta dan ga tau sama sekali apa itu debat. Jangankan debat, dunia kompetisi ilmiah ini adalah hal yang sangat asing bagi saya. Diluar jangkauan. Seolah-olah dunia ini berada diseberang lautan sementara saya cuma batu di dasar laut. Keliatan debunya aja engga. Maka, keinginan itu cuma harapan yang mungkin ga akan menemukan jalannya. Tetapi ya, kalau di khayalan saja saya tidak berani, bagaimana bisa berwujud. Awal desember 2018 sebelum libur semester, sebenarnya Riswan...
"Jika kisahmu diulang seribu tahun setelah kepergianmu, maka mereka yang mencintaimu akan merasakan kehilangan yg sama dengan para sahabat yang menyaksikan hari terakhirmu, wahai, Lelaki yang Cintanya Tak Pernah Berakhir" Jadi, ini adalah buku kedua dari tetralogi Muhammad-nya Tasaro GK. Buku pertama udah kelar dibaca sekitar bulan juli lalu, tapi waktu itu ga niat ngereview. Buku kedua ini, pengen aing review karena merasa bener-bener takjub sama isi buku. Bukan karena buku pertama ga bagus sih, mungkin karena dulu masih meraba-raba arahnya, kalau buku kedua kan tinggal melanjutkan arah saja. Basically, Seri novel sejarah ini punya dua sisi cerita yang bergantian diceritakan. Satu, bagian sirah nabawiyah yang menceritakan secara detil, lengkap, dan dengan bahasa yang sangat indah perjalanan Rasulullah mulai dari kelahiran, kenabian, hari terakhir beliau di Bumi, para sahabat pasca ditinggalkan beliau dan peradaban islam. Bagian kedua, cerita tentang tokoh bernama Kashva, s...
Komentar
Posting Komentar