Sajak Sulung

Menjadi Sulung

Kadang-kadang, menjadi sulung itu melelahkan. Menjadi yang paling tegak berdiri, yang paling tangguh bertahan, yang bahunya paling kokoh, yang hatinya paling teguh, dan kasih sayangnya paling luas.

Menjadi sulung juga kadang-kadang berarti harus menyembunyikan tangis diam-diam, menelan seluruh rasa pahit agar tidak diturunkan, menyembuhkan luka sendirian, dan selalu berusaha baik-baik saja.

Menjadi sulung juga berarti mengetahui lebih banyak, tahu lebih banyak juga berarti luka yang lebih banyak. Merasakan kehilangan kakek dan nenek misalnya.

Menjadi sulung berarti juga menjadi pijakan juga pegangan. Tempat adik-adik berpijak untuk menapaki tempat yang lebih tinggi. Juga pegangan yang menahan mereka dari jatuh. Makanya sulung harus kokoh dan kuat.

Menjadi sulung juga berarti memastikan semua orang baik-baik saja. Menjaga agar adik tidak terluka, menyembuhkan luka mereka, meredakan tangis, memeluk erat, memberi rasa aman dan menghapus segala ketakutan.

Menjadi sulung, kadang-kadang mengerikan :)

Untuk semua sulung, terimakasih sudah hidup dan bernafas. Terima kasih untuk selalu terlihat baik-baik saja meski tidak hujan lebat sedang mengguyur jiwa. Sesekali, kamu perlu mengkhawatirkan diri sendiri.

Komentar

  1. Kita perlu memperbanyak sanak-sajak seperti ini. Permasalah kehidupan tidak Mulu harus dipendam dalam kepala. Tulislah. Siapa tau tulisan ini menjadi mahakarya kita dalam dunia per-literasi-an.

    BalasHapus
  2. Saya juga anak sulung, bener banget apa yang tertulis pada sajak mba ais ini.

    Menjadi sulung harus pintar menyembunyikan rasa lelah. Agar selalu terlihat tegar kita selalu menyodorkan senyum, ya takut nanti sang adik menuruti kakaknya.

    Apalagi kalau sulungnya sebenar-benarnya sulung, dari ibu saya cucu pertama, dari bapak juga cucu pertama. Sekarang saya bersisa nenek saja. Sedih rasanya dulu sewaktu kakek meninggal :(

    Sajaknya nano-nano, duh duhh menggugah rasa nih😊

    BalasHapus
  3. Menjadi Sulung, menjadi siap untuk kuat dan menguatkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, harus menjadi kuat agar bisa menguatkan. Btw, terimakasih sudah mampir :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

4 Januari

Jelajah #1 : Tarakan, Kalimatan Utara. (Pengalaman Debat Nasional Pertama)

Orang-orang yang Pernah Hadir