Mempesona Semburat orange itu memang mempesona Dan bukankah selalu kukatakan bahwa di belahan bumi manapun senja selalu mempesona? Tak ada bedanya dengan senja yang kulihat hari ini, senja yang kunikmati dari pinggir jalan ditengah badai debu jalanan kota kecil kami. Aku duduk di bangku panjang yang memang disediakan. Sesekali aku menoleh ke kiri, berharap bis yang kutumpangi akan segera datang. Lebih sering juga kulirik jam di pergelangan tanganku, khawatir akan detaknya yang begitu cepat melaju. Aku mengeluh dalam hati, alangkah lamanya bus itu datang. Aku menghela nafas, menghentak-hentakkan kakiku pada tanah yang dipenuhi kerikil. Ahh bosan sekali aku menunggu disini. Aku menengadah, menatap langit. Mempesona. Semburat orange itu memang selalu mempesona. Aku menghela nafas lagi, kali ini lebih panjang dan lebih berat. Alangkah lucunya hidupku ini, pikirku. Dulu, dibawah senja pada kota yang berbeda aku jatuh pada urusan yang tidak terdefinisikan. Kali ini, senja pada kot...