Jatuh Kemudian Patah

Aku tidak tau seberapa lama waktu bergerak maju. Cepat Sekali. Sama cepatnya dengan detak jantungku kala menatap sepasang matamu. Sepasang matamu, yang seolah mengurung dan mengukungku dalam lembah bernama kesenyapan. Senyap yang membuatnya terpaku. Tak bisa lari meski telah kulihat sebilah belati dibalik punggungmu.
Aku merasa senang dan sedih dalam satu helaan nafas. Senang menatap matamu sekaligus sedih dengan alasan yang tak bisa kujelaskan.

Aku jatuh cinta padamu. Jatuh yang kemudian patah. Karena mencintaimu sama artinya dengan menusukkan sebilah belati tepat dijantungku. Karena setelah mencintaimu, kau pun membunuhku. Jatuh cinta dan patah hati dalam satu waktu.

Aku sudah mati, cinta. Mati dengan masih masih mengenggam belati merah tanda cintamu. Mati dengan mencintaimu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tadi, Aku Ingat.

Jelajah #1 : Tarakan, Kalimatan Utara. (Pengalaman Debat Nasional Pertama)

Review Muhammad : Para Pengeja Hujan, Tasaro GK